Jumat, 19 Juni 2009

USAHA GURU DALAM MEMPERBINCANGKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif. Proses pengerjaan matematika harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif.

Matematika sebagai ilmu terstruktur. Matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasi. Dimulai dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan (pengertian pangkal), kemudian pada unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks.

Dalam pembelajaran matematika, guru mempunyai strategi pembelajaran. Setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas, disadari maupun tidak disadari akan memilih strategi tertentu agar pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Strategi pembelajaran matematika merupakan siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran matematika agar pelaksanaan pembelajaran matematika berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar tercapai secara optimal.

Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika sebelum melaksanakan pembelajaran matematika di kelas, biasanya dibuat secara tertulis, mulai dari telaah kurikulum, penyusunan program tahunan, program semester, program satuan pelajaran, sampai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dalam pembelajaran matematika ada juga pendekatan yang digunakan. Pendekatan pembelajaran matematika merupakan cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh siswa. Ada dua jenis pendekatan dalam pembelajaran matematika, yaitu pendekatan yang bersifat metodologi dan pendekatan yang bersifat materi. Pendekatan metodologi berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru menyajikan bahan tersebut, di antaranya adalah pendekatan intuitif, analitik, sintetik, spiral, induktif, deduktif, tematik, realistik, heuristik. Sedangkan pendekatan material yaitu pendekatan pembelajaran matematika di mana dalam menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika lain yang telah dimiliki siswa.

Dalam pembelajaran matematika juga digunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara untuk menyajikan materi yang masih bersifat umum. Kemampuan metode mengajar dari seorang guru selalu disertai dengan kemampuan teknik-teknik mengajarkan bidang studinya. Dengan demikian metode dan teknik mengajar diibaratkan dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tidak terpisah dalam pelaksanaannya di lapangan.

Hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif. Dalam pembelajaran matematika , guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Dalam matematika belajar aktif tidak harus selalu dibentuk kelompok, belajar aktif dalam kelas yang cukup besarpun bisa terjadi. Dalam pembelajaran matematika siswa dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba, mampu menjawab pertanyaan.

Penerapan strategi dalam pembelajaran matematika harus bertumpu pada dua hal, yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran, serta optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa. Dengan demikian seorang guru harus mengolah bahan ajar sedemikian sehingga melibatkan semua indra siswa secara optimal.

Penyampaian bahan ajar perlu beragam. Kreatifitas guru sangat penting untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibimbingnya termasuk sarana dan prasarananya.

Demi peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu mungkin dapat dilakukan dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah, atau penyelidikan. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Dalam pelaksanaannya tentu harus disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa.

REFERENSI

Turmudi, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA.

Elegi Perbincangan Jajar Genjang

Di suatu ketika terjadi pertengkaran antara sudut A, sudut B, sudut C, sudut D, sisi AB, sisi BC, sisi CD, sisi AD, diagonal AC, diagonal BD, dan titik O. Mereka saling mencari kesalahan satu sama lain. dan muncullah jajar genjang yang menengahi pertengkaran mereka, sehingga mereka bersama-sama selalu.

Sudut A :

Wahai sudut C, mengapa engkau selalu berada di hadapanku. Dan mengapa besar sudutmu selalu menyamaiku. Mengapa engkau tidak mengikuti sudut B atau sudut D saja.

Sudut C :

Karena aku akan selalu mengikuti kemanapun engkau bergerak wahai sudut A, dan aku juga akan selalu berada di hadapanmu. Besar sudutku pun akan selalu sama denganmu wahai sudut A.

Sudut B :

Wahai sudut D, mengapa engkau selalu berada di hadapanku. Dan mengapa besar sudutmu selalu menyamaiku. Mengapa engkau tidak mengikuti sudut A atau sudut C saja.

Sudut D :

Karena aku akan selalu mengikuti kemanapun engkau bergerak wahai sudut B, dan aku juga akan selalu berada di hadapanmu. Besar sudutku pun akan selalu sama denganmu wahai sudut B.

Sisi AB :

Wahai sisi CD, mengapa engkau selalu berada di hadapanku. Dan mengapa panjangmu selalu sama dengan panjangku. Mengapa engkau tidak mengikuti sisi AD atau sisi BC saja.

Sisi CD :

Karena aku akan selalu mengikuti kemanapun engkau bergerak wahai sisi AB, dan aku juga akan selalu berada di hadapanmu. Panjang sisiku pun akan selalu sama dengan panjang sisimu wahai sisi AB.

Sisi AD :

Wahai sisi BC, mengapa engkau selalu berada di hadapanku. Dan mengapa panjangmu selalu sama dengan panjangku. Mengapa engkau tidak mengikuti sisi AB atau sisi CD saja.

Sisi BC :

Karena aku akan selalu mengikuti kemanapun engkau bergerak wahai sisi AD, dan aku juga akan selalu berada di hadapanmu. Panjang sisiku pun akan selalu sama dengan panjang sisimu wahai sisi AD.

Diagonal AC :

Wahai diagonal BD, mengapa engkau selalu menghalangi perjalananku. Engkau selalu menghentikan perjalananku di saat aku berada di tengah–tengah. Engkau selalu menghentikan perjalananku di titik O. Dan wahai engkau titik O, mengapa engkau selalu membagiku menjadi dua bagian yang sama panjang. Tetapi mengapa engkau tidak membagi sisi AB, sisi BC, sisi CD, dan sisi AD menjadi dua sama panjang sepertiku.

Diagonal BD :

Aku hanya mengikuti apa yang engkau lakukan wahai diagonal AC. Engkau juga selalu menghalangi perjalananku. Engkau juga selalu menghentikan perjalananku di saat aku berada di tengah–tengah. Engkau juga selalu menghentikan perjalananku di titik O. Dan wahai engkau titik O, mengapa engkau juga selalu membagiku menjadi dua bagian yang sama panjang. Tetapi mengapa engkau tidak membagi sisi AB, sisi BC, sisi CD, dan sisi AD menjadi dua sama panjang kami.

Titik O :

Wahai diagonal AC dan diagonal BD, aku menjadikanmu dua sama panjang karena perbuatan kalian sendiri. Karena engkau selalu bertemu di daerahku, engkau selalu bertemu di tengah-tengah, dan engkau selalu memunculkanku di sini. Karena itulah aku membagi kalian menjadi dua bagian yang sama panjang wahai diagonal AC dan diagonal BD.

Jajar Genjang :

Wahai sudut A, sudut B, sudut C, sudut D, sisi AB, sisi BC, sisi CD, sisi AD, diagonal AC, diagonal BD, dan titik O janganlah kalian saling bertengkar. Janganlah kalian semua menjelek-jelekkan satu sama lain. Kalian semua harus bersatu, dan harus terus bersama, karena kalian merupakan bagian-bagian dari diriku. Apabila salah satu dari kalian tidak bersamaku, maka aku akan hancur, dan aku bukan lagi sebuah jajar genjang. Kalian harus selalu mengingat itu ya… Terima kasih kalian telah bersamaku selama ini...